Wahyudi " si beseck" Kurniawan

12 Agustus 2011

Rasulullah dirindukan dan dicintai


Mengapa Rasulullah dirindukan dan dicintai?



Rasulullah itu adalah orang yang sangat dicintai oleh
para sahabatnya, umumnya para sahabat mencintai
Rasulullah Saw, walau ada sebagian sahabat yang diam-
diam membenci Rasulullah. Tetapi mayoritas sahabat itu
sangat mencintai Rasulullah Saw.

Pernah suatu malam Rasulullah mendengar suara
beberapa orang di luar kamarnya, 
Rasulullah menegur:“Kenapa kalian berkumpul di sini?” 
lalu mereka menjawab: “Ya Rasulullah, kami tidak bisa tidur khawatir ketika kami tidur nanti, orang-orang kafir datang dan membunuhmu.” Mereka sukarela menjadi satpam Rasulullah Saw, datang sendiri, tidak dibayar.
Tetapi Rasulullah Saw mengatakan, “Tidak, Allah
melindungi aku, pulanglah kamu ke tempat kamu
masing-masing.”


Ada seorang pedagang minyak wangi, di Madinah.
Setiap kali pergi ke pasar, dia singgah dulu ke rumah Rasulullah Saw, dia tunggu sampai Rasulullah keluar.
Setelah Rasulullah keluar, dia hanya mengucapkan
salam lalu memandang Rasulullah saja, setelah puas dia pergi. Suatu saat setelah dia ketemu Rasululllah dia pergi, lalu tak lama kemudian balik lagi dari pasar dan dia datang kepada Rasulullah Saw dan meminta izin,
“Saya ingin melihat engkau ya Rasulullah, karena saya takut tidak bisa melihat engkau setelah ini.” Dan Rasulullah mengizinkannya. Kemudian, setelah kejadian itu Rasulullah tidak pernah melihat lagi tukang minyak wangi itu. Disuruhnya
sahabatnya pergi melihat, ternyata ia sudah meninggal dunia tidak lama setelah dia pergi dari pasan dan memandang wajah Rasulullah Saw itu. Lalu kata Rasulullah Saw: “Kecintaannya kepadaku akan menyelamatkan dia di hari akhirat.”


Ada lagi seorang sahabat Rasulullah bernama Abu
Ayyub Al-Anshari. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah,
beliau beristirahat dahulu di pinggiran kota menginap di rumah Abu Ayyub Al-Anshari. Rumahnya itu dua tingkat, Abu Ayyub dan istrinya di tingkat atas dan Rasulullah Saw di bawah. Pada malam hari Abu Ayub dan istrinya tidak bisa tidur karena mereka takut menggerakkan tubuhnya, semua terbujur seperti sebongkah kayu menahan dirinya untuk tidak bergerak.
Mereka takut kalau bergerak, nanti debu-debu dari atas itu berjatuhan kepada Rasulullah. Setelah Rasulullah mengetahui hal itu, beliau sangat terharu lalu kepada Abu Ayub diajarkan sebuah doa sebagai penghargaan beliau atas cinta yang tulus dari Abu Ayub.


Dalam perang Uhud, ketika kaki Rasulullah terluka, ada seorang sahabat melihatnya lalu mengejar Rasulullah.
Dia pegang kaki itu lalu dia bersihkan luka itu dengan jilatannya. 
Rasulullah kaget lalu berkata, “Lepaskan! Lepaskan!” 
Sahabat itu berkata: “Tidak Ya Rasulullah,
aku tidak akan melepaskannya sampai luka ini kering!”


Ada lagi seorang sahabat, yang setelah Rasulullah
meninggal dunia, membanggakan mulutnya yang tidak ada gigi lagi. Saat perang Uhud itu juga, Rasulullah cedera karena rantai pelindung kepalanya menusuk pipinya. Lalu seorang sahabat menarik rantai itu dengan giginya, tapi sebelum rantai itu keluar, seluruh giginya rontok. Dia bangga bahwa giginya itu berjatuhan karena membela Rasulullah yang dicintainya. Sehingga menjadi
satu kebahagiaan tersendiri.


Ini, sekali lagi masalah cinta, dan cinta itu selalu tidak wajar. Ada satu contoh lagi kecintaan orang kepada Rasulullah Saw. 
Menjelang suatu peperangan, Rasulullah sedang
membariskan pasukannya karena Rasulullah selalu
merapikan barisan pasukannya. Ternyata ada seorang sahabat, mungkin karena perutnya terlalu besar, selalu perutnya itu berada di luar barisan. Kemudian Rasulullah lewat dan memukul perutnya itu agar dirapikan dengan barisan. 
Lalu sahabat itu memandang Rasulullah dan berkata: “Engkau diutus untuk menjadi rahmat bagi
seluruh alam, kenapa kau sakiti perutku?” 
Lalu Rasulullah turun dari kudanya, dan menyerahkan alat pemukul itu, lalu berseru: “Pukullah aku! Sebagai qishas atas kesalahanku.” Kemudian orang itu berkata: “Tapi engkau pukul langsung kepada kulit perutku.”
Lalu
Rasulullah segera membuka pakaiannya, tiba-tiba
sahabat itu memeluk Rasulullah dan mencium perutnya.
Rasulullah kaget dan berkata: “Ada apa denganmu?”
Sahabat itu menjawab: “Ya Rasulullah, genderang perang sudah ditabuh, mungkin ini adalah saat terakhir perjumpaanku denganmu. Saya ingin sebelum meninggal dunia, sempat mencium perutmu yang mulia.
” Dan sahabat itu kemudian gugur di medan perang
setelah mencium perut Rasulullah Saw. Rupanya ini
hanya strategi dia agar bisa mencium perut Rasulullah Saw.

Sumber nya gan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tterima kasih untuk narasumber dan pengunjung ....jika ada yg perlu di tanyakan....tanyakan saja...tapi jangan nunggu jawaban yaa...maaf...yg punya blog lagi kena penyakit malees....