Wahyudi " si beseck" Kurniawan

19 Juli 2011

Obat Disfungsi Ereksi Palsu

Obat disfungsi ereksi palsu kini banyak beredar dan parahnya obat ini djual seharga obat asli. Temuan yang mengejutkan dari survei yang digelar PT Pfizer Indonesia belum lama ini. Ternyata 80 persen obat disfungsi dengan kandungan sildenafil sitrat yang dijual di kios-kios pinggir jalan di Jakarta adalah obat palsu.
Obat-obat kelompok penghambat phosphodiestrase-5 (PDE-5) ini, marak muncul seperti: sildenafil (Viagra), vardenafil (Levitra), dan tadalafil (Cialis). Semua produk tersebut meningkatkan fungsi ereksi dengan pola dasar yang sama. Yang berbeda hanya kecepatan efek dan berapa lama dampaknya. Misalnya dosis sildenafil umumnya 50 miligram per hari, sedangkan vardenafil dan tadalafil sebanyak 10 mg per hari. Obat dengan kandungan sildenafil dan vardenafil berpengaruh hingga empat jam, sedangkan tadalafil sampai 24-36 jam.
Obat disfungsi ereksi palsu biasanya tidak memiliki kandungan aktif sesuai dengan obat asli. Obat palsu mengandung kadar aktif yang tidak cukup (bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah), selain berisi unsur berbahaya atau toksin, serta prosedur pembuatannya yang tidak sesuai dengan standar. 

Adapun akibat yang bisa ditimbulkan oleh obat disfungsi ereksi palsu, antara lain pusing, mengalami gangguan penglihatan, jantung berdebar, muka merah, dan hidung tersumbat. Dampaknya mungkin tidak terasa pada saat itu juga, tapi racunnya akan menumpuk dalam tubuh sehingga membahayakan.
Saat ini banyak obat disfungsi ereksi yang beredar di pasar. Tak hanya sildenafil, tapi juga vardenafil dan tadalafil, bahkan juga dari jenis jamu-jamu tradisional. Penting diingat!, Obat disfungsi ereksi hanya dikhususkan untuk penderita disfungsi ereksi, bukan dipandang sebagai obat kuat. Kerena bila gunakan sebagai obat kuat, akan membuat sel-sel otot pembuat ereksi lambat bekerja. Apabila tidak memiliki masalah disfungsi ereksi, bila menelan obat jenis ini, ada kemungkinan bisa menjadi penderita disfungsi ereksi. Karena itu, sebelum mengkonsumsi obat-obat disfungsi ereksi, penderita sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Sebab, dokter bisa mengetahui penyebab disfungsi ereksinya, apakah karena manifestasi penyakit lain, seperti diabetes, jantung, dan hipertensi.
Ada sejumlah pantangan bagi pengguna obat ini. Obat-obatan disfungsi ereksi memiliki kontraindikasi apabila digunakan secara bersamaan dengan obat-obat yang mengandung nitrat (obat jantung). Dampaknya bisa berakibat fatal, yakni bisa berakibat kematian. Karena, kebanyakan pria dewasa yang mengalami gangguan fungsi seksual, seperti disfungsi ereksi, enggan berkonsultasi dengan dokter. Kebanyakan justru berkonsultasi kepada pedagang obat kuat yang berada di pinggir jalan. Jadilah, mereka mendapat obat palsu.
Secara kasat mata, obat palsu ini sulit dibedakan. Selain itu, umumnya penjual obat disfungsi ereksi palsu menjual obat dengan harga mahal atau sama dengan harga obat asli. Di Indonesia, International Pharmaceutical Manufacturers Group memperkirakan jumlah obat palsu mencapai 25 persen dari total pasar obat senilai Rp 20 triliun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tterima kasih untuk narasumber dan pengunjung ....jika ada yg perlu di tanyakan....tanyakan saja...tapi jangan nunggu jawaban yaa...maaf...yg punya blog lagi kena penyakit malees....